PASAR DUNIA TRANSAKSI BERKAH DAN TERPERCAYA

Pasar Dunia Membantu Penjualan dan pembelian barang dan jasa yang anda perlukan.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 01 Desember 2015

Hasil Observasi Pasar Tradisional 3

HASIL OBSERVASI TENTANG SIKAP PEMBELI TERHADAP PEDAGANG DI PASAR GEDE BAGE


BAB I

PENDAHULUAN


1.1        Latar Belakang


Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan lingkungannya manusia merupakan mahluk social dimana saling membutuhkan satu sama lainya disamping itu manusia merupakan mahluk yang konsumarisme dan tidak terlepas dari urusan keperniagaan dan otomatis akan menimbulkan respon antara dari stimulus yang ada.

Perdagangan merupakan sebuah konsep perekonomian yang paling tua umurnya, dari zaman peradaban dahulu1 sampai saat ini, perdagangan menjadi sentral perekonomian dunia. Perdagangan adalah menawarkan produk yang kita punyai untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk yang memproduksi maupun untuk para konsumen. Salah satu contoh perdagan ialah pasar. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli barang maupun jasa dengan adanya kesepakatan harga antara kedua belah pihak, atau disebut transaksi.

Pasar Gede Bage Bandung, merupakan pasar tradisional yang ada di kawasan Bandung selatan. Pasar Gede Bage ini, merupakan sental perekonomian bagi masyarakat Bandung Selatan khususnya, karena pasar di pasar Gede Bage ini, terdapat berbagai macam kebutuhan kehidupan manusia, dari mulai sandang, pangan, dan papan yang berbagai jenis, bentuk, dan harganya.

Pasar Tradisional, ialah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar, infrastrukturnya biasanya terdiri dari kios/gerai, los, dan dasaran terbuka. Dari adanya penjual dan pembeli maka timbulah transaksi dan komunikasi yang diwarnai dengan berbagai sikap para pengunjung atau pembeli terhadap pedagang dengan begitu hubungan sosiosistempun terciptakan. Oleh karena itu, laporan penelitian ini berjudul “SIKAP PENGUNJUNG TERHADAP PEDAGANG di PASAR GEDE BAGE”


1.2       Problematika

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, Sikap seorang pengunjung atau pembeli terhadap pedagang itu bervariasi, tergantung individu masing-masing. Faktor interaksi social dan sikap sangat mempengaruhi terhadap kelangsungan transaksi antara pedagang dan pembeli bahkan bisa menghambat terjadinya transaksi diantara keduanya, mengapa hal ini  bisa terjadi? Apakah yang menyebabkan transaksi antara mereka berjalan dengan lancar? Bagaimana pedagang menyikapi respon dari pembeli terhadap karena adanya pemicu yang menimbulkan berbagai komplein yang lontarkan oleh para pembeli?


1.3       Tujuan Penelitian

Setelah meneliti atau mengamati keadaan pasar Gede Bage, khususnya mengamati para perilaku pembelinya, sesuai keadaan sebenarnya, tujuan laporan penelitian ini selain untuk menjelaskan uraian pertanyaan yang kami rangkum dalam pembahasan Problematika di atas, juga untuk menjelaskan tujuan yang lebih struktural yang terbagi kedalam dua kategori, diantaranya sebagai berikut :

1.      Tujuan Ilmiah, yaitu sebagai bentuk keteraturan kesepakatan proses perkuliahan antara kami (peneliti) dan dosen sebagai pengajar atau pemberi materi dan arahan, sehingga laporan ini sebagai salah satu pemenuhan tugas akademik mata kuliah Ekologi Manusia.

2.      Tujuan Operasional, adapun tujuan operasional ialah sebagai gambaran mengenai perilaku pengunjung atau pembeli terhadap pedagang yang ada di Pasar Gede Bage  mengenai sosiosistem yang tercipta di tempat tersebut bagaimana sikap pembeli dan interaksi yang seperti apakah yang mereka ciptakan dengan ditelitinya hal tersebut kita bisa mengetahui pola interaksi yang tercipta dan kita bisa mendeskripsikan sosiosistem yang ada di pasar Gede Bage.


1.4       Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dengan adanya laporan ini, penulis dapat memenuhi tugas Kelompok yang merupakan tugas terstruktur mata kuliah Ekologi Manusia dan menambah wawasan mengenai Perilaku atau sikap pengunjung terhadap pedagang.

2. Bagi Pembaca

Dengan adanya pembahasan ini pembaca akan mendapatkan penjelasan dan menambah pengetahuan mengenai Perilaku atau sikap pengunjung atau pembeli terhadap pedagang di teliti oleh penulis di lingkungan pasar tradisional Gede Bage Bandung.




BAB II

METODE PENELITIAN


2.1       Teknik Pengumpulan Data

a.      Observasi

Tehnik Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati atau memperhatikan obyek penelitian, baik secara langsung maupun tidak langsung serta mengadakan pencatatan tentang hasil pengamatan tersebut secara sistematis.

Adapun teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi aktif yang bertujuan untuk memperoleh informasi dan data tentang sikap pembeli terhadap pedagang di pasar Gede Bage. Kami juga dalam proses mencari data yaitu menggunakan system kelompok dalam kelompok yaitu berkelompok tetapi dalam pencarian datanya di bagi dua yang bertujuan supaya data yang kami peroleh banyak.

b. Wawancara (Interview)

Teknik wawancara adalah teknik percakapan dengan maksud tertentu . Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan percakapan antara peneliti dan narasumber sehingga adanya proses tanya jawab antara peneliti sebagai penanya, dan para pedagang di pasar sebagai penjawabnya (narasumber).

c. Dokumentasi

Penelaahan teori-teori besar tentang pasar dan perekonomian. Yang penulis rujuk untuk menjadikannya tambahan dan penyempurnaan laporan ini. Diantaranya adalah Dokumentasi Karya Ilmiah, dan Internet.








2.2  Editing dan Koding data

Karena keterbatasan waktu, maka kami tidak dapat melampirkan Data Koding. Oleh karena itu, otomatis editing pun tidak ada. Maka kami hanya melampirkan dan membahas dengan mengumpulkan data dari interview atau wawancara, dan internet.


2.3  Analisis Data ( Sosiosistem)

Pasar merupakan tempat dimana terdapat banyak tersedia makanan atau benda untuk memenuhi kebutuhan manusia guna untuk melangsungkan kebutuhan hidupnya. Dengan adanya penjual dan pembeli maka terjadilah hubungan interaksi social yang terjadi diantara keduanya.

Dengan pertemuan kedua orang tersebut pada satu tempat yang sama tetapi mempunyai tujuan yang berbeda dimana saling menguntungkan satu sama lainya. Maka tak jarang dari kedua maksud tersebut timbul respon yang positif tak jarang juga yang timbul itu bisa respon negatif, tergantung bagaimana seseorang menanggapinya. Terkadang orang yang merespon positif mendapat respon positif pula. Oleh sebab itu sangat diperlukan sikap yang baik, baik itu penjual ataupun pembeli dalam suatu pasar, Hal tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan antara penjual dan pembeli. Akan tetapi, apabila jika salah satu diantara penjual ataupun pembeli bersikap kurang baik maka akan mendapat respon yang kurang baik juga. Hubungan antara penjual dan pembeli haruslah berlangsung dengan baik agar terjalin interaksi yang positif.


BAB III

DESKRIPSI TEMUAN PENELITIAN LAPANGAN


3.1       Sikap Pembeli terhadap Pedagang

Gambar 1.1 Kelompok 8 ketika akan melakukan observasi lapangan ke pasar Gede Bage Sabtu 20/04/2013

Pada hari Sabtu (13/04/2013) kami mengunjungi pedagang yang berjualan Nasi kuning sekaligus bubur ayam yang bernama Ibu Iroh sudah berjualan selama 18 Tahun di Pasar Gede Bage. Beliau asli dari tasik.di bandung,beliau ada di bandung hanya merantau. Beliau memaparkan bahwa seorang pedagang haruslah bersikap yang baik agar konsumen juga merasa nyaman dan bersikap baik pula pada pedagang.karena itu yang dirasakan oleh Ibu Iroh.

Gambar 1.2 Ibu Iroh penjual nasi kuning saat di wawancarai oleh salah satu kelompok kami yaitu Khoerunisa Ambar Hasna


Ibu Iroh bersikap baik kepada pembeli,jadi sikap pembeli juga baik terhadap Ibu Iroh.Ibu Iroh tidak pernah bersikap kasar kepada pembeli,bahkan ketika preman sekali pun yang membeli nasi kepada Ibu Iroh , Ibu Iroh selalu bersikap baik.bubur yang dijual Ibu Iroh dijual dengan harga 3000/mangkok,sedangkan nasinya tergantung dengan lauk pauknya. karena Ibu Iroh tidak hanya menjual nasi kuning dan bubur.tetapi beliau juga menjual lauk pauk.menurut beliau para pembeli selalu bersikap ramah kepada beliau, itu di karenakan sikap beliau juga ramah kepada pembeli.

Menurut kami, di zaman yang seperti sekarang ini, jarang sekali ada pedagang yang ramah kepada pembeli. apalagi jika pembeli awalnya menawar, lalu terjadi tawar menawar dengan pedagang, tetapi pada akhirnya pembeli tidak jadi membeli, disitu pedagang terkadang kesal dan marah-marah kepada pembeli, karna sudah tawar menawar, tetapi tidak jadi membeli. tetapi Ibu Iroh tidak seperti itu, Ibu Iroh sangat baik terhadap pembeli, beliau selalu welcome kepada siapapun yang mendatanginya. karena menurut beliau, pedagang butuh pembeli, jika tidak ada pembeli, pedagang tidak punya pendapatan, walaupun pendapatan itu tidak banyak, tetapi setidaknya bisa untuk makan sehari-hari.

Tapi menurut pemamparan Ibu Iroh bahwa terkadang pembeli juga berhutang kepadanya walaupun besoknya dibayar oleh pembeli yang berhutang sehingga Ibu Iroh kadang kurang mendapat untung pada hari itu, Tetap bu Iroh menyikapinya dengan santai dan lapang dada, bu Iroh sadar dalam dagang ada pasang surutnya.

Gambar 1.3 Salah satu kelompok kami Jamal sedang mewawncarai salah satu pedagang makanan di Gede Bage.


Selain bu Iroh kami mendapatkan informasi dari beberapa responden diantaranya yaitu, Bapak Arif usianya 45 tahun yang bertempat tinggal di Leuwi Goong dan beliau berjualan sayuran di Pasar Gede Bage. Pak Arif menjual varian sayuran seperti wortel, kol, salada dan lain sebagainya, kita tahu bahwa sayuran sekarang sudah dikategorikan kebutuhan primer dalam urusan rumah tangga, maka tak heran sekarang harga sayuran sering mengalami lonjatan harga, dari informasi yang kami dapat dari pak Arif bahwa sekarang harga sayuran sudah stabil kembali setelah sebelumnya mengalami kenaikan harga,dari factor kenaikan harga tersebut tak jarang banyak pembeli yang sedikit protes. Pak Arif menyikapinya dengan tenang dan santai saja, beliau sudah biasa menghadapi sikap para konsumen yang pro dan kontra.

Tetapi dengan sikap Pak Arif yang ramah terhadap pembeli sehingga ada pembeli juga yang merasa enjoy dengan pelayanan dari pak arif, maksud pelayanan di sini yaitu cara komunikasi beliau untuk berinteraksi sehingga menciptakan pengaplikasian sosiosistem terealisasikan secara baik meskipun  beliau tidak menyadari secara langsung.

Gambar 1.4 pak arif penjual sayuran saat setelah diwawancara.


Kemudian selain Pak Arif kami juga mencoba utuk mendapatkan informasi dari Pak Iron yang usianya 28 tahun dia seorang pedagang ayam, kami lebih menganalisis para pedagang yang objek dagangannya itu lebih bersifat urgent  atau termasuk pada dagangan yang primer. Ayam merupakan salah satu makanan yang rating pembeliannya itu cukup tinggi dipasaran maka tak jarang sering terjadi lonjatan harga yang cukup drastis apa lagi ketika ada moment tertentu seperti bulan puasa, menurut informasi yang kami peroleh, kenaikan harga tersebut bisa disebabkan karena para peternak ayam mengurangi pemasokanya dikarenakan ada wabah penyakit yang menyerang ayam para peternak ayam tersebut.

Gambar 1.4 pak Iron Penjual daging ayam.


Sama seperti sebelum- sebelumnya, ketika harga ayam naik tak sedikit para pembeli yang protes, sikap pak Iron sama seperti sikap pak Arif santai dalam menghadapi pembeli, dengan karakter pak Iron yang humoris, dia lebih bisa membawa pembeli enjoy dengan transaksinya meskipun dibumbuhi dengan celotehan-celotehan yang bisa memberikan nyaman kepada pembeli dan celotehan yang pak Iron utarakan tidak keluar batas.

Yang dijadikan objek obsrvasi kami bukan hanya pedagang pangan tetapi pedagang sandang juga dijadikan objek analisis kami, kami melakukan wawancara dengan Pak Iwan usianya 40 tahun dia seorang perantau dari pulau sebrang yaitu Sumatra, dan menetap sekarang di Cileunyi, Bandung. Pak Iwan berjualan pakaian di pasar Gede Bage.

Terkadang dalam karakter seseorang atau realisasi penyikapan seseorang ada yang responsible ada yang non-responsible, factor perbedaan daerah atau tempat asal terkadang bisa menimbulkan satu ketimpangan dalam beriteraksi karena tidak adanya satu sifat. Meskipun Pak Iwan bukan dari keturunan Sunda dan dari keturunan Sumatra sering orang menjustifikasi bahwa orang sebrang itu mempunyai watak yang keras tetapi tidak semua seperti apa yang dikata, buktinya Pak Iwan, memang beliau kelihatan dari luarnya seperti orang yang keras tetapi setelah kami berbincang- bincang dengannya Pak Iwan sangat ramah dan enak utuk diajak ngobrol.

Gambar 1.5 Pak Iwan seorang penjual Jeans setelah diwawancarai.


Berdasarkan penuturan beliau mengenai pernyataan yang kami utarakan prihal sikap pembeli terhadap pedagang, menurut penuturan beliau para pembeli yang datang menampakan sikap yang bervariatif ada yang responsible dan non responsible begitupula ada yang ramah da nada yang biasa saja tetapi Pak Irwan menanggapinya dengan santai saja sekalipun ada pembeli yang rewel terkadang dalam hati beliau seringkali terpancing emosi tetapi itulah warna warni dalam berdagang.

Dalam penuturan beliau mengatakan bahwa seringkali bertukar pikiran atau bisa dikatakan sharing dengan mahasiswa-mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung  yang berasal dari negeri sebrang yaitu dari Malaysia dan juga dari luar pulau seperti dari papua. Maka tak heran ketika kami berbincang dengan Pak Iwan, beliau menuturkan argumennya menggambarkan seseorang yang mempunyai intelegensi yang tinggi. Maka disana kita bisa tahu bahwa pendidikan itu tidak terbatas pada semua umur sekalipun itu hanya seorang pedagang, skill dan intelektual harus seimbang demi kelancaran dalam menjalani kehidupan.

Dari deskripsi hasil observasi yang telah kami paparkan diatas, kami mendapatkan suatu kesimpulan bahwa sikap seseorang itu bagaimana stimulus dari objek sikap tersebut, sikap itu di realisasikan dalam bentuk perilaku baik itu dalam situasi dan kondisi apapun seseorang pasti akan memiliki tendensi dalam merealisasikan sikap tersebut. Dari hasil observasi tersebut kami meneliti pengaktualisasian sikap seorang individu terhadap individu lain khusunya dalam berniaga. Sikap yang di tampakan seorang pembeli terhadap seorang pedagang itu merupakan salah satu pendeskripsian realisasi sikap dalam bentuk interaksi baik itu secara komunikatif ataupun tidak tetapi membentuk satu sosiosistem dari pelaku objek sikap.

BAB IV

PEMBAHASAN


4.1       Pendekatan analisis Sosiosistem

Sosiosistem adalah sebuah system interaksi dengan manusia lainya seperti adaptasi, seleksi, kompetisi, resiliensi, toleransi dan lain-lain yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dilapangan.

Dilihat dari keadaan sosiosistem di pasar Gede Bage,komponen sosiosistem yang ada di pasar Gede Bage yaitu penjual dan pembeli. dari segi adapatasinya sudah tercipta adanya kesinambungan antara penjual dengan pembeli meskipun tidak secara terorganisir tetapi sudah terbentuk, tidak hanya itu dari segi interaksinya terjalin dengan baik meskipun terkadang ada ketimpangan misalnya ada pro dan kontra yang dipicu oleh kenaikan harga .

Disini sosiosistem yang dibangun dapat mewujudkan sosiologis, disamping adanya nilai-nilai komitmen dan integritas antara pihak yang berinteraksi. Pola interaksi yang tercipta yaitu dari sikap yang di munculkan oleh penjual terhadap pembeli dan itu kan memicu komunikasi antara keduanya.

Adaptasi antara manusia dengan sesama manusia yang bersifat benda misalnya, adaptasi dalam mengonsumsi menu makanan pokok atau makanan tambahan, tidak hanya itu juga adaptasinya merembah seperti ke pakaian atau kebutuhan sekunder yang lainnya. Misalnya mahasiswa yang lapar setelah selesai kuliah, mampir di rumah makan yang telah dihidangkan dan dimasak oleh pihak rumah makan, dan mahasiswa teresebut mengkomsumsi hasil kerja pihak rumah makan itu. Contoh lain misalanya dalam bentuk perlengkapan rumah tangga seperti perlengkapan dapur, kamar tidur, ruang tamu dan yang lainnya, mereka sama-sama beradaptasi.

Dalam sosiosistem terjadi keteraturan karena adanya arus materi dan energy yang dikendalikan oleh informasi antara komponen dalam sosiosistem itu. Informasi itu bisa berupa fisik atau benda, sifat, warna, kelakuan, suhu, keadaan, bentuk dan isyarat.


BAB V

PENUTUP


5.1       Kesimpulan

Dalam setiap  keadaan dan dimanapun kita berada tentunya kita tidak terlepas dari bagaimana kita bersikap dan berperilaku, karena bersikap merupakan komponen utama dalam berinteraksi dengan sesama. Begitu juga sikap yang tumbuh dari para pembeli terhadap pedagang khususnya di Pasar Gede Bage yang bervariasi dan juga berbeda-beda karena masing-masing individu tentunya mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda-beda terhadap objek sikap yang mereka hadapi.

Dalam sikap itu ada penyikapan, disini para penjual merespon atau menyikapi dari sikap pembeli, meskipun terkadang rewel tetapi para pedagang sabar dan tenang dalam menyikapi siakap para pedagang. Berdasarkan fakta dilapangan bahwa disini sudah membentuk satu konsep sosiosistem antara pedagang dan pembeli meskipun mereka tak menyadarinya, dengan adanya interaksi dan komunikasi dari keduanya maka secara tidak meyadari bahwa mereka sudah membentuk satu sosiosistem dalam lingkungan pasar tersebut.


5.2       Saran

Sebagai sentral transaksi jual dan beli, dan juga sebagai tempat perekonomian yang sangat tinggi, pasar seharusnya menjanjikan dan memberikan kontribusi untuk para manusia, baik pembeli, pedagang, pengusaha, atau pemiliknya. Karena dari pasar interaksi antara penjual dan pemebelinya akan lebih tercipta secara intensif karena sifatnta langsung dan pace to pace. Dan tidak hanya itu dari komunikasi yang tercipata dari penjual dan pembeli maka pasar juga bisa dikatakan sebuah mediasi untuk beeinteraksi dan dari pasar juga kita bisa mengenal dan memahami bebagai sikap dari sang pembeli maka disitulah akan terbentuk sosiosistem meskipun mereka tak menyadarinya . Dengan meningkatakan infrastruktur yang ada dipasar maka kebanyakan orang juga tidak akan berpindah ke supermarket. Jadikanlah kenyataan ini sebagai proses pembangunan citra baru yang lebih baik dan lebih menjanjikan untuk kehidupan pasar kedepannya, karena di pasar tradisional terdapat kesemrawutan yang sangat kontras.




DAFTAR PUSTAKA


Anwar Mufid Sofyan. Ekologi Manusia. Remaja Rosdakarya. Bandung : 2010