PASAR DUNIA TRANSAKSI BERKAH DAN TERPERCAYA

Pasar Dunia Membantu Penjualan dan pembelian barang dan jasa yang anda perlukan.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 01 Mei 2015

Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pasar Tradisional

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asia memfokuskan bidang perekonomian sebagai salah satu pendapatan untuk negara. Berbagai ekspor dan impor dilakukan setiap tahun untuk meningkatkan perekonomian negara pada umumnya dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pada khususnya. Selain itu, negara juga berusaha untuk mengembangkan produk-produk dalam negeri lewat pemasaran-pemasaran yang dilakukan. Pemasaran-pemasaran ini dilakukan oleh negara lewat pasar tradisional maupun pasar modern.
Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli  atau lebih jelasnya, daerah, tempat, wilayah, area, yang mengandung kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk harga.[1] Sedangkan menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan dengan kegiatannya, bukan tempatnya. Pertemuan penjual dan pembeli dapat terjadi dimana saja, sesuai kesepakatan, baik di toko, di dalam bus, dan tempat lainnya.[2] Dengan demikian, cirri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan transaksi penjual dan pembeli. Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok. Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.[3]
Berbeda dengan pasar modern, pasar tradisional sejatinya memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang lengkap, harga yang rendah, sistem tawar-menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional.
Namun, selain menyandang keunggulan alamiah, pasar tradisional memiliki berbagai kelemahan yang telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit diubah. Faktor desain dan tampilan pasar, atmosfer, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern.
Ketika konsumen menuntut ’nilai lebih’ atas setiap uang yang dibelanjakannya, maka kondisi pasar-pasar tradisional yang kumuh, kotor, bau, dengan atmosfir seadanya dalam jam operasional yang relatif terbatas tidak mampu mengakomodasi hal ini. Kondisi ini menjadi salah satu alasan konsumen untuk beralih dari pasar tradisional ke pasar modern. Artinya, dengan nilai uang yang relatif sama, pasar modern memberikan kenyamanan, keamanan, dan keleluasaan berbelanja yang tidak dapat diberikan pasar tradisional.
Kondisi ini diperburuk dengan citra pasar tradisional yang dihancurkan oleh segelintir oknum pelaku dan pedagang di pasar. Maraknya informasi produk barang yang menggunakan zat kimia berbahaya serta relatif mudah diperoleh di pasar tradisional, praktek penjualan daging oplosan, serta kecurangan-kecurangan lain dalam aktifitas penjualan dan perdagangan telah meruntuhkan kepercayaan konsumen terhadap pasar tradisional.
Belum lagi kenyataan, Indonesia adalah negara dengan mayoritas konsumen berasal dari kalangan menengah ke bawah. Kondisi ini menjadikan konsumen Indonesia tergolong ke dalam konsumen yang sangat sensitif terhadap harga. Ketika faktor harga rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu diruntuhkan oleh pasar modern, secara relatif tidak ada alasan konsumen dari kalangan menengah ke bawah untuk tidak turut berbelanja ke pasar modern dan meninggalkan pasar tradisional. Selain itu, maraknya kemunculan pasar modern (minimarket, supermarket, hypermart) sering dianggap sebagai ancaman serius oleh pedagang pasar tradisional.[4]
Melihat kondisi diatas, maka tingkat penjualan barang untuk pasar tradisional sudah tentu terpengaruh oleh adanya pasar modern. Hal ini mengakibatkan pendapatan para pedagang di pasar tradisional pun terpengaruh.
Atas dasar hal tersebut, maka peneliti berniat untuk melakukan penelitian mengenai tingkat penjualan para pedagang pasar tradisional yang dituangkan dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Adanya Pasar Modern terhadap Tingkat Penjualan Barang bagi Pedagang Pasar Tradisional Ciputat, Tangerang Selatan”.

B.      PERUMUSAN MASALAH

Agar perumusan masalah lebih terfokus, maka penelitian ini dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai berikut:
a.       Bagaimana tingkat penjualan pedagang pasar tradisional setelah adanya pasar modern?
b.      Kebijakan apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam memandang persaingan antara pasar tradisional dan pasar modern?

Adapun kategori pedagang yang menjadi objek penelitian adalah :
a.       Pedagang Sayur
b.       Pedagang Buah
c.       Pedagang Pakaian
d.       Pedagang Daging

1)       Tujuan  Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari keberadaan pasar modern terhadap tingkat penjualan pedagang pasar tradisional Ciputat, Tangerang Selatan. Selain itu, juga untuk mengetahui kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka mengatasi persaingan yang terjadi antara pasar tradisional dan pasar modern di Ciputat, Tangerang Selatan.

D.      MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Khusus dari penelitian ini adalah:
·        Dapat bermanfaat dan menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan semua pihak akademisi. Selain itu, diharapkan juga dapat menjadi sumbangan pemikiran .
Manfaat Umum dari penelitian ini :
·        Untuk mengantisipasi meluasnya pasar modern yang membuat pasar tradisional semakin terpinggirkan.
·        Sebagai masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan pasar di Indonesia, khususnya di wilayah Tangerang Selatan.

E.  KERANGKA TEORI

·        Tambunan, dkk (1998 : 3.4), membahas pasar tradisonal dan modern berdasarkan tipologi pasar.  Menurutnya pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi barang dan jasa

F.      METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian survai, penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.[5] Alasan peneliti menggunakan metode penelitian survai karena dalam tahap pengumpulan data peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

G.     WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

            Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di Pasar Tradisional Ciputat, Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Arya Putra. Alasan kami memilih pasar tradisional ini untuk dijadikan sampel penelitian dikarenakan pasar ini merupakan pasar tradisional pertama yang ada di Ciputat jauh sebelum berdirinya pusat perbelanjaan modern di sekitarnya. Oleh karena itu, kami sebagai peneliti ingin melakukan penelitian di pasar tradisional ini guna mengetahui dampak apa saja yang terjadi didalamnya setelah berdirinya pasar modern di sekitar pasar Ciputat tersebut. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai dari tanggal   3 Juni 2011 s/d  5 Juni 2011.

BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

Keberadaan pasar, khususnya yang tradisional, merupakan salah satu indicator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Pemerintah harus memperhatikan keberadaan pasar tradisional sebagai salah satu sarana public yang mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksisitensi pasar tradisional menjadi sedikt terusik. Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan bersaing di tengah serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknnya.
Maraknya pembangunan pasar modern membuat para pedagang tradisional tak mampu bertahan. Hal ini menunjukan perkembangan pasar modern yang sangat cepat  dan memberikan dampak yang kurang baik terhadap pasar tradisional. Dalam hitungan tahun pasar modern telah menggusur keberadaan pasar tradisional. Pasar modern melayani para konsumen yang tidak hanya mencari harga murah tetapi juga melihat dari sisi kenyamanan dan pelayananya yang menjadi daya tarik tersendiri. Selain untuk mengetahui dampak pasar modern terhaadap pasar tradisional ciputat juga untuk membuktikan apakah hasil penelitian tersebut sama dengan kondisi pasar tradisional ciputat.[6]

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A.      KERANGKA DAN JENIS PENELITIAN
·      Penelitian Kuantitatif
1)          Observasi
Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisional Ciputat, Tangerang Selatan pada tanggal 3 s/d 5 Mei tahun 2011. Penulis akan melakukan pengamatan secara langsung, memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan antar aspek dalam fenomena tersebut.

2)          Angket atau Kuesioner
Adalah satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan pada setiap responden.[7]

3)          Dokumentasi
merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengambil data-data berupa gambar kegiatan para pedagang pasar tradisional Ciputat, sebagai data atau bukti konkrit penelitian ini

B.      POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan.[8] Sedangkan sampel adalah bagian dari jumalah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.[9]
Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Ciputat, Tangerang Selatan. Populasi dalam penelitian ini ada empat kategori pedagang pasar tradisional ciputat yang berbeda, yaitu pedagang pakaian, sayuran, daging, dan buah.  
Selain itu, sampel yang akan kami ambil adalah sebanyak 40 responden yang merupakan para pedagang di pasar tradisional Ciputat. Teknik pengambilam sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling, yaitu teknik pengambilam sampel anggota populasi, di mana setiap populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

C.      TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan sekunder:

1. Data Primer
Menurut Istijanto (2009; 44) data primer (primary) adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Dalam riset pemasaran data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dan pengumpulan datanya dilakukan berupa kuesioner maupun wawancara langsung dilapangan, eksperimen dan observasi terhadap pedagang di Pasar Tradisional Ciputat.

2. Data Sekunder
Data sekunder (secondary data) adalah data yang diperoleh dari study kepustakaan, dan internet. Data dikumpulkan dengan pendekatan cross sectional, yaitu data dikumpulkan satu kali.
Sedangkan skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan skala nominal. Skala nominal merupakan skala yang digunakan sekadar untuk memberi label atau nama suatu kategori. Kategori yang satu dengan yang lain merupakan kategori yang tidak saling bersinggungan. Kategori yang satu merupakan “lawan” dari kategori yang lain atau mengindikasikan dengan tegas bukan sebagai kategori yang lain.

  No.
Jenis Jawaban
Bobot
1
Ya
29
2
Tidak
11

Tingkat penilaian jawaban
1.          Ya       =   1
2.          Tidak   =   1

·  Karakteristik Responden
Adapun karakteristik responden berdasarkan pengisian kuesioner yang dibagikan k
epada 40 responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Jenis Kelamin
Berikut ini adalah Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu sebagai berikut:
No
Keterangan
Frekuensi
1
Perempuan
15
2
Laki - laki
25

Total
40






E.      TEKNIK PENGOLAHAN DATA
·        Rumus frequensi Relatif : 
N =
Keterangan:     
N  = Besaran Presentase
Fx = Frekuensi (Jumlah Jawaban Responden)
N  = Jumlah Responden

·        Rumus Chi-Square:
Keterangan:
 O  = observed frequensi (nilai yang diamati)
 E  = expected frequensi (nilai yang diharapkan)
Data berdasarkan kuesioner

YA
TIDAK
TOTAL
Laki – laki
17 68 %
32 %
25
Perempuan
12 80 %
3 / 20 %
15

29
11
40
Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan data dari table di atas, jumlah responden 40 orang pedagang yang terdiri dari 4 orang pedagang buah, 12 orang pedagang daging (ayam, sapi, ikan), 3 orang pedagang sayur, dan 29 orang pedagang pakaian dan semua adalah pedagang yang berjualan di pasar tradisional Ciputat, Tangerang Selatan. Secara tidak langsung dapat disimpulkan berdasarkan data tersebut bahwa para pedagang di pasar tradisional lebih banyak yang merasa berpengaruh atas berdirinya berbagai jenis pasar modern disekitar pasar tradisional Ciputat tersebut.

BAB IV

A.      PEMBAHASAN
·      Pasar Dan Makna Sejarahnya Di Indonesia
Pasar adalah sebuah komunitas yang umurnya sudah setua dengan usia peradaban. Dari sisi sejarah, Pasar adalah penggerak utama karena di pasar itulah kemudian berkembang pola-pola landasan susunan ekonomi masyarakat. Kita masih ingat diskusi Socrates di pasar Athena, Ngamuknya Yesus di Rumah Suci Sulaiman karena tempat suci dijadikan pasar dengan menendangi, menjungkirbalikkan barang dagangan dan ucapan-ucapan keras Yesus, atau awal kita mendengar tarikh Nabi Muhammad saw yang dimulai dengan perjalanan di masa kecilnya ke Pasar yang ada di Damaskus. [10]
Pengertian Pasar di Nusantara pada awalnya adalah sebuah jaringan-jaringan dagang internasional. Unsur-unsur jaringan dagang inilah yang kemudian menjadi penggerak sejarah di Indonesia mulai dari masuknya pengaruh Hindu-Buddha (jaringan indianisasi), Cina dan Pembaratan. Setelah beberapa peristiwa penting seperti pembantaian dan pembakaran kebun-kebun lada (hongi), penguasaan jaringan dagang pesisir oleh VOC dan Monopoli perdagangan besar dimana VOC memiliki konsesi yang sangat besar. Dari unsur-unsur ini kemudian pasar di Indonesia jauh dari pengertian rakyat seperti : jaringan niaga raksasa seperti yang ada di Banten, Surabaya, Medan dan Makassar, setelah konsesi Semarang dan lahirnya perjanjian Giyanti 1755 secara revolusioner seluruh pengertian pasar dalam alam pikiran rakyat berubah total. Pasar dalam pengertian rakyat pribumi juga dalam alam pikiran para elite mengkerut menjadi pasar mikro dimana jaringan distribusinya merupakan rantai kedua setelah barang masuk pelabuhan dan diterima oleh jaringan dagang lokal. Disinilah kemudian pengertian pasar itu terbentuk. Jadi selama lebih dari dua ratus tahun bangsa kita diasingkan dari jaringan-jaringan Internasional, (Baru setelah Orde Baru kita dikenalkan oleh jaringan Internasional itu tapi bukan sebagai pelaku, sebagai subjek... namun sebagai makelar konsesi-konsesi tambang dan kekayaan negara termasuk makelar utangan negara).[11]

·      Kedudukan Pasar dalam Kegiatan Ekonomi
Pada mulanya, orang memperoleh barang-barang yang tidak diproduksinya sendiri melalui pertukaran atau barter. Dengan cara barter, orang menukarkan suatu barang dengan barang lain secara langsung tanpa menggunakan alat pembayaran. Untuk itu, biasanya dipilih suatu tempat yang sudah disepakati bersama. Misalnya tanah lapang yang mudah dicapai semua orang. Lama kelamaan tempat ini berubah menjadi pasar. Kegiatan yang dilakukan disana pun tidak lg sekedar tukar menukar barang, namun sudah berupa kegiatan jual-beli dengan menggunakan alat pembayaran berupa uang.[12]

Pasar bisa dideskripsikan dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit atau pengertian sehari-hari, pasar adalah tempat dilakukannya kegiatan jual beli berbagai macam barang dan jasa untuk keperluan hidup sehari-hari. Dalam pengertian yang lebih luas dan menurut ilmu ekonomi, pasar adalah proses berlangsungnya transaksi permintaan dan penawaran atas barang dan jasa.[13]
Secara rinci, peranan pasar bagi konsumen, produsen, dan pemerintahan adalah :
1)       Bagi konsumen, pasar memberikan kemudahan untuk memperoleh kebutuhan barang maupun jasa.
2)       Bagi produsen, pasar merupakan tempat untuk memperoleh bahan baku dan menjual hasil produksi.
3)       Bagi pemerintah, pemerintah juga melakukan kegiatan konsumsi barang dan jasa. Misalnya, pemerintah juga perlu membeli perlengkapan alat-alat kantor , baju seragam pegawai, dan lain-lain. Kebutuhan barang dan jasa yang diperlukan pemerintah dapat diperoleh di pasar. Selain itu, pasar juga mendatangkan pemasukan bagi pemerintah melalui pajak atau retribusi, seperti retribusi parker atau kebersihan.[14]

B.      TEKNIK ANALISIS DATA
Setelah terkumpulnya data dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan penelitian, maka selanjutnya kami melakukan analisis terhadap data dan informasi tersebut. Dalam menulis data tersebut kami menggunakan analisis deskriptif, yaitu mendeskripsikan hasil temuan penelitian secara sistematis, faktual dan akurat yang disertai dengan beberapa kesimpulan hasil kuesioner.
Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi data dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.   Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif. Data kuantitatif dari hasil pengisian kuesioner, observasi langsung dan dokumentasi selanjutnya disusun dalam catatan lapangan, kemudian diringkas dan dipilih hal-hal yang penting dan pokok, dikategorikan dan disusun secara sistematis dengan mengacu pada perumusan masalah dan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pasar selain dapat diartikan sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual, ia juga dapat diartikan apabila didalamnya terdapat suatu proses jual beli yang disertai dengan transaksi. Pasar berdasarkan macamnya ada dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
Seiring berjalannya waktu dari masa ke masa, banyak berdirinya pasar  di Indonesia baik dalam bentuk kecil-kecilan atau eceran sampe dalam bentuk grosir dan supermarket. Berdirinya beragam pasar modern seperti supermarket atau minimarket di Indonesia memang dikatakan sebagai bentuk dari pembangunan ekonomi, tetapi di sisi lain ada juga pengaruhnya untuk beberapa pasar tradisional atau pasar kecil yang berdiri lebih dulu. Tetapi itu semua dapat dikatakan berdasarkan tipologi pasar atau tempat dan tata letak berdirinya.
Kelemahan kita saat ini adalah kita tidak memiliki kesadaran kapital bersama untuk merebut kembali Kapital punya bangsa ini yang sudah lama disenggamai pihak asing, kita selalu mementingkan kepentingan diri sendiri, kita tidak ada kesadaran bersama sebagai bangsa melihat problem bersama. Bangsa tidak lagi dilihat sebagai sebuah imajinasi pengorbanan bersama, tetapi lebih dilihat sebagai kesempatan besar bagaimana kita bisa mengeruk kekayaan negara.

DAFTAR PUSTAKA

Refrensi Buku :
·        M. Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus , Y.E.F. Pengantar Bisnis, PT Gramedia Pustaka, Cetakan kedua (edisi revisi) Oktober 2001
·        Saraswati Mila, Widianingsih Ida, Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial “pasar” , PT. Grafindo Media Pratama
·        Hamdan, dani. Jurnal Analisis Sosial vol. 12, Ketahanan dan Kerentanan Usaha Kecil: Di antara Bencana Alam, Kebijakan Ekonomi, dan Lingkungan Sosial. ISSN 1411 0024
·        Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai.
·        Mohammad Yasin, Sri Ethicawati, Ekonomi (IPS Terpadu), Ganeca Exact
·        Sri Pujiastuti, dkk, IPS Terpadu, Jilid A, Unit 4 : Kedudukan dan Jenis-jenis Pasar
·        Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
·        J. Supranto, STATISTIK : Teori dan Aplikasi, Bab 2 Pengumpulan dan Pengolahan Data, edisi 6, jilid 1, Jakarta, Erlangga, 2000


Situs Internet :



[1] M. Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus , Y.E.F. Pengantar Bisnis, PT Gramedia Pustaka, Cetakan kedua (edisi revisi) Oktober 2001, hlm 120
[2] Saraswati Mila, Widianingsih Ida, Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial “pasar” , PT. Grafindo Media PratamaBab 10, hlm 87
[3] http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html Disunting pada tanggal 15 Juni 2011, pukul 17:05 WIB.
[4]  Hamdan, dani. Jurnal Analisis Sosial vol. 12, Ketahanan dan Kerentanan Usaha Kecil: Di antara Bencana Alam, Kebijakan Ekonomi, dan Lingkungan Sosial. ISSN 1411 0024, Hlm. 38
[5] Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, hal 3
[6] http://iyano.wordpress.com/2010/11/13/wralaba-menjamur-pasar-tradisional-tersingkir/ di sunting pada hari selasa tanggal 20 Juni 2011, pukul 20;35 WIB
[7] J. Supranto, STATISTIK : Teori dan Aplikasi, Bab 2 Pengumpulan dan Pengolahan Data, edisi 6, jilid 1, Jakarta, Erlangga, 2000, hlm 23
[8] Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal 80
[9] Ibid, hal 81
[10] http://anton-djakarta.blogspot.com/2007/12/pasar-tradisional-vs-pasar-retail.html disunting pada tanggal 19 Juni 2011, pukul 14.11 WIB.
[11]  Ibid
[12] Sri Pujiastuti, dkk, IPS Terpadu, Jilid A, Unit 4 : Kedudukan dan Jenis-jenis Pasar, hlm 110
[13] Ibid
[14] Mohammad Yasin, Sri Ethicawati, Ekonomi (IPS Terpadu), Ganeca Exact, Hlm 27