PASAR DUNIA TRANSAKSI BERKAH DAN TERPERCAYA

Pasar Dunia Membantu Penjualan dan pembelian barang dan jasa yang anda perlukan.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 29 Januari 2015

Kelebihan dan Kekurangan Pasar Tradisional dan Modern

 PASAR TRADISIONAL
Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung.Proses Jual beli biasanya melalui proses tawar menawar harga,dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap atau masih dapat di tawar sehinnga menghasilkan harga yang berbeda lagi.umumnya pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keperluan rumah tangga,tempat pasar tradisional pun di tempat terbuka atau di pinggir jalan.
Kelebihan:
  1. Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki keunggulan bersaing yang alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern
  2. Lokasi yang strategis yang biasa terletak di sekitar daerah pemukiman masyarakat dan area penjualan yang luas.
  3. Keragaman barang yang lengkap,harga yang rendah dan pasar tradisional lebih mengutamakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti ikan,sayur-sayuran dan sebagainya.
  4. Adanya system tawar menawar yang menunjukkan sikap keakraban antara penjual dan pembeli,yang merupakan keunggulan tersendiri.
  5. Pasar tradisional juga merupakan pendongkrak perekonomian kalangan menengah kebawah,itu memberi efek kepada perekonomian negara,dimana negara ini memang hidup dari perekonomian berskala mikro dibandingkan makro.
Kelemahan:
  1. Lokasi pasar yang kumuh dan kotor serta tidak teratur.
  2. Banyak produk yang mayoritas diperjualbelikan oleh oknum pedagang yang tidak bertanggung jawab yang menggunakan bahan kimia.
  3. Cara serta bentuk pengemasan di pasar tradisioanal yang kurang baik dan semakin hari semakin buruk membuat kurang di lirik oleh konsumen.
  4. Tingkat mutu atau kualitas setiap produknya tidak jelas.

v  PASAR MODERN
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional,namun di pasar modern penjual dan pembeli tidak berinteraksi secara langsung melainkan si pembeli melihat lebel harga yang tercantum dalam baramg tersebut,berada dalam bangunan dan pelayanan dilakukan sendiri dan harga semua barang pun tidak bisa di tawar seperti harga barang di pasar tradisional.Di jaman sekarang banyak orang-orang yang beralih ke pasar modern karena di anggap lebih praktis walaupun harga yang di tawarkan oleh pasar modern lebih tinggi di bandingkan pasar tradisional.
Kelebihan:
  1. Pasar modern menyediakan lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang, dan menawarkan aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit untuk peralatan rumah tangga berukuran besar.
  2. Barang yang dijual memiliki variasi jenis yang beragam,selain menjual barang lokal pasar modern juga menjual berbagain barang impor.
  3. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian yang ketat sehingga barang yang tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan di tolak.
  4. Dari segi kuantitas pasar modern memiliki persediaan barang yang terukur.
  5. Pasar modern Juga dikelola oleh pihak yang profesional dengan strategi manajemen pemasaran yang bagus.

Kelemahan:
  1. Praktik jual belinya dimana konsumen tidak bisa tawar menawar harga barang yang hendak dibelinya,karena harga telah ditetapkan.
  2. Dalam pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung. Pembeli melihat label harga yang tercantum dalam bar code, berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.

Menurut saya pasar modern lebih berperan dalam pertumbuhan ekonomi secara umum karena dalam hal pendapatan pasar modern memperoleh lebih banyak daripada pasar tradisional,sehingga lebih banyak menyumbangkan pajak untuk negara yang dapat membantu negara dalam proses pembangunan.Pendapatan yang biasa diterima oleh penjual di pasar tradisional hanya sebatas untung saja dan tidak jarang mereka bisa mengalami kerugian yang banyak,sehingga tidak dapat membantu pendapatan negara secara umum.
Pasar modern juga dapat mencerminkan perekonomian negara yang semakin baik dari cara mereka mengelola pasar yang dapat memberi kenyamanan untuk konsumen dari segi kualitas atau mutu barang yang mereka jual,pasar modern juga  dapat berkembang dengan pesat karena dikelola oleh tenaga yang profesional dengan strategi manajemen yang baik dalam bersaing dengan pasar lain. Pesatnya perkembangan pasar  modern tersebut dipicu oleh dukungan yang diberikan oleh pemerintah serta kebijakan pemerintah untuk memperkuat kebijakan penanaman modal asing.
Pasar modern juga dapat meningkatkan mutu suatu produk sehingga dapat mempertinggi harga jualnya,sehingga ada tingkatan produk dari yang  berkualitas bawah sampai atas,ini juga dapat menguntungkan produsen. Tidak seperti di pasar tradisional semua produk masih terjual dengan harga relatif rendah tanpa memperhatikan tingkat kualitasnya,ini berdampak kurang baik khususnya buat produsen yang biasanya berasal dari pedesaan,seperti petani padi dll. Walaupun pasar tradisional memiliki peran penting dalam proses kegiatan ekonomi khususnya ekonomi menengah ke bawah yang masih mayoritas terdapat di indonesia.
Tapi pertumbuhan ekonomi tidak hanya di ukur melalui pertumbuhan ekonomi menengah ke bawah tetapi semua aspek dapat mempengaruhi,dan pasar modern  dapat berkembang dengan pesat ditandai banyaknya pasar-pasar modern diperkotaan seperti hypermart dll,sedangkan pasar tradisional terus mengalami penurunan semakin tahunnya. Ini dapat mencerminkan bahwa pasar modern lebih dominan dalam pertumbuhan ekonomi secara umum walaupun pasar tradisional tidak dihilangkan perannya dalam kegiatan ekonomi terutama kegiatan jual beli di kehidupan masayarkat.

By :Winda Hartati Sirumapea

Kamis, 22 Januari 2015

Eksistensi Pasar Tradisional

Melihat karakteristik pasar tradisional yang menjual barang dengan harga relatif lebih murah dibanding pasar modern serta adanya kegiatan tawar menawar, pasar tradisional dan pasar modern memang memiliki ranah pembeli masing-masing.  Namun tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern sedikit banyak berpengaruh pada kelangsungan kegiatan pasar tradisional. Mempertimbangkan kondisi pasar tradisional yang terkesan kotor serta gaya hidup masyarakat modern saat ini yang cenderung mengedepankan kepraktisan dan jaminan kualitas, perlahan masyarakat mulai beralih ke pasar modern yang mengakibatkan menurunnya kegiatan di pasar tradisional.

Menyadari potensi redupnya pasar tradisional di masa mendatang, Pemerintah Kota Surabaya sejak tahun 2002 telah melakukan upaya revitalisasi pada beberapa pasar tradisional seperti Pasar Wonokromo, Pasar Tambakrejo, Pasar Bratang, Pasar Ampel, Pasar Kapasan, Pasar Koblen, Pasar Manukan, Pasar Kapaskrampung, dan beberapa pasar lain. Berbagai konsep telah diterapkan dalamrevitalisasi pasar tradisional yang melibatkan pihak swasta ini, baik revitalisasi dengan konsep menggabungkan pasar tradisional dan modern seperti yang dilakukan di Pasar Wonokromo dan Pasar Kapaskrampung, maupun revitalisasi fisik untuk menghilangkan kesan kumuh pada pasar tradisional.

Ada multiplier effect yang didapat dari program revitalisasi pasar tradisional ini. Selain meningkatkan kualitas kegiatan  dengan memberi rasa aman dan nyaman dalam melakukan jual beli, revitalisasi pasar tradisional juga dapat menumbuhkan ruang komersial baru seperti penambahan area parkir, space iklan, pengadaan area bongkar muat, dan pengadaan fasilitas penunjang lain.

Yang perlu diperhatikan saat ini adalah bagaimana cara mempertahankan vitalitas pasar tradisional setelah direvitalisasi.  Perlu adanya inovasi teknik pemasaran dan pengawasan yang berkelanjutan setelah proses revitalisasi. Jika hal tersebut tidak dilakukan, tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya kesan buruk pasar tradisional akan kembali muncul seperti kesan kumuh yang kembali timbul karena kurangnya pengawasan secara berkelanjutan pasca revitalisasi. Selain itu, perlu adanya kajian lebih mendalam mengenai penerapan manajemen pemasaran yang yang tepat pada pasar tradisional agar di masa mendatang pasar tradisional tidak terganggu dengan keberadaan pasar modern yang semakin merambak.A

Kamis, 15 Januari 2015

Strategi Pengembangan Pasar

Pendahuluan
Penelitian ini merupakan penelitian survey, menurut Kerlinger (Sugiyono,1999) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable.
Studi ini termasuk jenis penelitian penjelasan (explanatory research), penelitian konfirmatori (confirmatory research) atau  disebut juga penelitian hipotesis, yaitu menjelaskan pengaruh antar variabel atau hubungan kausal antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Sugiyono, 2005). Studi ini juga disebut jenis penelitian persepsional (perception research) yaitu jenis penelitian yang datanya dapat diperoleh melalui persepsi yang diberikan oleh responden, melalui serangkaian pertanyaan yang harus dijawab berdasarkan item item yang tersedia di dalam kuisioner yang telah dirancang oleh peneliti untuk ditanyakan kepada responden yang bersangkutan
Unit analisis dalam penelitian ini adalah pedagang pasar tradisional,pembeli dan masyarakat. yang selanjutnya disebut responden, sehingga  studi ini juga disebut jenis penelitian persepsional (perception research) yaitu jenis penelitian yang datanya dapat diperoleh melalui persepsi yang diberikan oleh responden, melalui serangkaian pertanyaan yang harus dijawab berdasarkan item item yang tersedia di dalam kuisioner yang telah dirancang dan dijadikan sebagai acuan untuk wawancara oleh tim survey kepada responden .
Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kebijakan , pendekatan lingkungan, dan pendekatan ekonomi.Pendekatan kebijakan digunakan untuk mencermati kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pembangunan kembali pasar tradisional. Sedangkan pendekatan ekonomi digunakan untuk menilai kelayakan pembangunan kembali pasar Tradisional ditinjau dari aspek bentuk atau sifat investasi, pasar serta manajemen. Adapun pendekatan lingkungan dimanfaatkan untuk menganalisis sejauh mana pembangunan kembali pasar Tradisional akan berdampak pada lingkungan sekitarnya dan bagaimana cara mengantisipasi atau meminimalkan kondisi negatif yang akan muncul.
 Kerangka Pikir
Adapun alur pikir kegiatan studi  kelayakan pembangunan kembali pasar Tradisional ada 3 tahapan yang dilakukan dalam studi ini sebagai mana gambar berikut.

 
Secara garis besar, pelaksanaan studi ini terdiri dari 3 tahapan yaitu :
1.Tahap Pendahuluan. Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan   adalah :
  • Menyiapkan kelengkapan administrasi sebelum dimulainya pekerjaan antara lain pengurusan surat tugas dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait;
  •  Mengumpulkan literatur yang berupa buku-buku, buku petunjuk atau tata cara, peraturan, kebijakan yang terkait,  hasil-hasil studi sejenis yang pernah dilakukan serta dokumen-dokumen yang berisi kebijakan pembangunan didaerah studi;
  • Menyusun metodologi dan rencana kerja pelaksanaan studi.
 2.Tahap  Analisa Kelayakan yang meliputi :
  • Pekerjaan pengumpulan data sekunder yaitu mengumpulkan data atau hal-hal yang terkait yang telah ada yang dipergunakan sebagai pendukung pelaksanaan pekerjaan ini.
  • Pekerjaan pengumpulan data primer.
  • Pekerjaan analisa kelayakan pembangunan kembali pasar tradisional.
 3.Tahap Rekomendasi yang meliputi :
  • Rekomendasi Kebijakan
  • Rekomendasi Teknis
  • Rekomendasi Ekonomi
  • Rekomendasi sistem operasional dan pengelolaan pasar tradisional
  • Rekomendasi konsep model investasi pembangunan pasar tradisional.
 Variabel dan Indikator
Variabel dan indikator yang digunakan dalam studi ini dikelompokkan berdasarkan jenis analisis kelayakan yang digunakan, yaitu :
1). Analisis kelayakan pasar, dengan variabel permintaan dan penawaran saat ini  dan  yang  akan  datang,  harga  jual  daging,  target  pasar,  kendala pemasaran, distribusi pemasaran, daerah pemasaran dan prospek pasar tradisional.
 2). Analisis kelayakan teknis, yang meliputi variabel lokasi usaha, kondisi tapak,fasilitas dan utilitas umum, perkiraan biaya,gambar pra dan rencana spesifikasi.
 3). Analisis kelayakan finansial, dengan variabel jumlah/kebutuhan investasi untuk pembangunan,sumber pendanaan,dan proyeksi pembiayaan.
4). Analisis kelayakan lingkungan meliputi aspek-aspek kedekatan dengan pemukiman penduduk, jalur transportasi, dan tempat pembuangan limbah.
Kebutuhan Dan Sumber Data
Data yang dibutuhkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari nara sumber yang antara terdiri dari atas  pedagang, pembeli dan masyarakat.Sedangkan  data  sekunder  diperoleh  melalui  bahan  publikasi  yang diterbitkan oleh instansi terkait dan berhubungan langsung dengan studi ini.
 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Studi ini dibagi dalam dua tahap pengumpulan data. Tahap pertama di fokuskan kepada aktivitas desk research yang meliputi telaah pustaka dan pencarian data sekunder. Tahap kedua akan memfokuskan pada pencirian data primer melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan nara sumber terpilih baik dari kalangan pedagang,pembeli,maupun masyarakat dengan metode random sampling. Adapun teknik pengolahan data didasarkan kepada aspek-aspek analisis kelayakan yang antara lain meliputi :
1). Aspek Kelayakan Pasar, dengan teknik analisis trend terhadap variabel terpilih. Analisis ini memberikan arahan tentang volume permintaan dan penawaran daging sekarang dan masa yang akan datang.
2). Aspek Kelayakan Teknis, melalui teknik analisis deskriptif terhadap variabel-variabel yang telah ditentukan.
3). Aspek Kelayakan Finansial, melalui Net Present Value (NPV), Internal Rate of Returns(IRR) dan Net Benefit Cost Ratio.
4). Aspek Kelayakan Lingkungan diterapkan secara deskriptif untuk mengetahui dan mengukur kemanfaatan dan kerugian yang diprediksi akan muncul dengan adanya fasilitas pemotongan hewan di sekitar bangunan RPH.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam studi ini adalah :
1). Teknik Analisis Deskriptif yang meliputi,
  •   Kecenderungan (trend) produksi;
  • Potensi pemasaran;
  • Pendapatan per kapita masyarakat dan perkembangan penduduk;
  • Dampak lingkungan.
  • Aksesibilitas
2). Teknik Analisis Kelayakan Teknis, yang mencakup :
  •   Analisis lokasi;
  •   Analisis kondisi tapak
  •   Analisis fasilitas dan Utilitas umum.
  •  Perkiraan Biaya Pembangunan Fisik
  •  Gambar Pra Rencana
  •  Rencana spesifikasi pasar Tradisional
 3). Teknik Analisis Kelayakan finansial
(1).   Teknik Analisis NPV
Teknik analisis NPV sangat bermanfaat untuk menilai kelayakan suatu proyek dengan menghitung nilai penerimaan sekarang dan yang akan datang. Penilaian proyek dilakukan dengan mengukur prospek penerimaan sekarang atas sejumlah dana dengan mempertimbangkan penerimaan di masa yang akan datang. Apabila dari hasil perhitungan,NPV bernilai positif maka rencana proyek layak untuk dilanjutkan,demikian pula sebaliknya.
(2). Teknik Analisis Internal Rate of Returns (IRR)
Tingkat hasil pengembalian internal didefinisikan sebagai suku bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi awal. Analisis IRR adalah proses penghitungan suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0 (nol).
Jika IRR lebih besar daripada CoC (Cost of Capital) maka proyek tersebut layak untuk diteruskan, sedangkan apabila IRR lebih kecil atau sama dengan CoC maka proyek tersebut sebaiknya dihentikan.
(3). Teknik Analisis Net Benefit Cost Ratio
Teknik analisis Net B-C Ratio digunakan untuk membandingkan antara keuntungan bersih yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif.Jika nilai Net B/C lebih besar dari 1 (satu) maka proyek tersebut layak untuk dikerjakan sebaliknya jika Net B/C kurang dari 1 (satu) berarti proyek tersebut tidak layak untuk diteruskan.
 Pengembangan Central Business District (CBD)
Dalam pengertian Rencana Tata Ruang dan Wilayah, CBD adalah wilayah yang melayani perdagangan dengan skala pelayanan regional dan kota/Kabupaten.
 
 Gambar . Penguatan Kekhasan Central Business district
(Sumber: Roturua Central Business District Retail Strategy)
 Pengembangan CBD adalah mengembangkan upaya untuk mendorong agar masing – masing CBD mampu menampilkan keunikan dan karakteristik yang dimiliki sebagai salah satu daya tarik bagi pedagang maupun pembeli. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah:
  • Memantapkan keunikan dan kekhasan CBD (themes& cluster);
Oleh sebab itu, pengelompokkan kawasan atau CBD berdasarkan aktifitas perdagangan yang unik harus terus didorong. Walaupun begitu, pengelompokkan ini harus tetap fleksibel dengan berorientasi pada kepentingan pelaku usaha. Pendekatan waktu sebagai identifikasi kegiatan perdagangan seperti: Pasar Kliwon atau Pasar Minggu bisa menjadi salah satu keunikan yang bermanfaat terutama dalam menarik minat pelancong dari luar kota. Sesungguhanya Kota ataupun Kabupaten telah memiliki banyak pasar dengan tema yang kuat tetapi belum branded, terutama untuk jenis pasar tradisional.
  • Pemberian atribut yang mencerminkan kekhasan CBD;
Secara kasat mata (tangible) penempatan karya seni atau ikon yang mencerminkan CBD, memberikan cat yang unik dan menarik, banner atau dekorasi lain yang sesuai akan semakin menarik minat pengunjung terutama wisatawan ke kawasan perdagangan.
  • Jaminan keamanan dan kebersihan;
Jaminan keamanan dan kebersihan hingga kerapian di kawasan perdagangan adalah tuntutan konsumen di masa depan. Kelemahan pasar tradisional yang selama ini sulit dicarikan solusi adalah ketidakteraturan dan joroknya lingkungan di pasar tradisional. Pemerintah harus berani menjamin bahwa ketidaknyaman yang disebabkan ketidakbersihan lingkungan dan ketidakamanan. Jaminan keamanan dan kebersihan lingkungan di CBD adalah satu hal yang sangat vital terutama bila mengharapkan masuknya pelancong dari luar negeri.
  • Menjamin konsistensi dan keseragaman waktu pelayanan;
Kepastian waktu pelayanan menjadi faktor yang penting terutama bila pengembangan perdagangan memiliki linkage dengan upaya mendorong tumbuhnya industri pariwisata domestik dan mancanegara.
  • Memfasilitas perdagangan di malam hari (night – time economy);
Jika di dalam kawasan perdagangan tersebut juga menjadi  basis ekonomi di malam hari (night – time economy) maka kegiatan perdagangan di malam hari tersebut pun mesti difasilitasi dan didorong agar mampu tumbuh dengan baik. Akfititas perdagangan di Pasar Keputran adalah salah satu contoh kegiatan perdagangan yang intensif terjadi di malam hari dan akan berakhir di siang hari. Aktifitas pedagang kaki lima terutama pada kelompok usaha makanan dan minuman banyak bergerak di malam hari dan menjadi salah satu tempat tujuan ”wisata kuliner”. Hanya saja,  problem kesemrawutan adalah dampak negatif dari aktifitas pedagang kaki lima. Promosi dan infrastruktur transportasi harus mendukung kegiatan perdagangan di malam hari tersebut.
  • Berpedoman pada pengembangan yang berkelanjutan;
Agar aura kawasan perdagangan tetap memiliki daya tarik terutama bagi wisatawan, maka ide pengembangan kawasan perdagangan harus terus digali dengan melibatkan masyarakat setempat dan pelaku retail yang ada. Upaya untuk terus mempertahankan daya tarik kawasan perdagangan harus seiring atau tidak berbenturan dengan upaya penguatan city branding.
 Keterkaitan antar Kawasan Perdagangan.
Untuk menjadikan pasar tradisional sebagai pusat perdagangan maka pasar tradisional harus memiliki banyak fasilitas perdagangan dan perkulakan modern yang melayani penduduk dalam  kota maupun luar kota. Keberadaan kawasan – kawasan perdagangan inilah yang mendasari adanya CBD yang didalamnya terdapat pasar, perbankan, perkantoran modern  dengan aktifitas bisnis dagang yang bersifat global dan dinamis.
 Bentuk Kerjasama Pembangunan/Investasi
Model kelembagaan untuk investasi pembangunan Pasar Tradisional  , sebenarnya masih merupakan masalah tersendiri. Alternatif sistem BOT (Built Operate Transfer) dapat menjadi salah satu pilihan/solusi apabila terdapat kesulitan pendanaan oleh pihak pemerintah daerah. Dalam pola tersebut, pihak swasta diundang untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek pemerintah/publik. Kontribusi pemerintah dapat berbentuk non tunai misalnya dalam bentuk aset lahan. Alternatif bentuk kelembagaan BOT antara lain adalah :
(1).   Konsorsium perusahaan swasta saja.
(2).   Konsorsium perusahaan swasta dengan perusahaan BUMN/BUMD.
 (3).  Konsorsium perusahaan swasta dan pemerintah daerah.
Berkaitan dengan rencana pembangunan kembali pasar tradisional nampaknya alternatif pertama dapat merupakan pilihan terbaik.
Analisis SWOT
Internal PASAR Tradisional: 
 a.     Kekuatan PASAR Tradisional:
  1. Jaringan pemasaran luas dan dekat dengan konsumen
  2. Mempunyai nilai historis
  3. Memiliki goodwill / nama baik serta telah mempelopori usaha sejenis
  4. Kualitas produk yang dijual cukup dan selalu ditingkatkan
  5. Sarana pemasaran/ pembelanjaan baik dan mempunyai segmen pasar sendiri
    1. Jenis produk banyak/ pilihan bervariasi, 80-90 % dari kebutuhan rumah tangga(one stop shoping)
    2. Outlet/ stand  dekat dengan pemukiman (konsumen)/lokasi strategis
    3. Kontribusi PAD ke Pemerintah meningkat
    4. Harga Murah
 b.    Kelemahan Pasar Tradisional
  1. Manajemen lemah
  2.  Pegawai pendidikan rendah
  3.  Kinerja rendah
  4. Pengelolaan keuangan terpusat
  5.  Rasio pembeli terhadap pedagang relatif kecil
  6.  Image masyarakat rendah
  7. Keamanan tidak terjamin
  8. Parkir semrawut
  9. Banyaknya PKL
  10. Tidak nyaman
  11. Lampu sering mati
  12. Gedung bocor
  13. Kurang bersih
  14. Letak dagangan semrawut
  15. Hubungan UPTD dengan HPP lemah
  16. Tidak ada discount
  17. Pengamen dan pengemis banyak
  18. Kurang agresif dalam promosi
  19. Minimnya informasi dan bimbingan kepada para pedagang
Eksternal PASAR Tradisional:  
a.    Peluang Pasar Tradisional
1.  Proteksi  pemerintah terhadap perdagangan eceran
2.  Stabilitas politik di Indonesia dan tumbuhnya daya beli masyarakat
3.  Adanya perubahan gaya hidup masyarakat sehubungan dengan tumbuhnya tingkat perekonomian
4.  Berkembangnya tempat – tempat pemukiman penduduk  (real estate) yang merupakan peluang pertumbuhan baru atau pengembangan usaha. Perekonomian Indonesia yang semakin tumbuh
5.  Laju pertumbuhan penduduk  5 % per tahun
6.  Meningkatnya usia harapan hidup
b.    Ancaman Pasar Tradisional
1.  Persaingan pengusaha dari dalam dan luar negeri, sehubungan dengan kebijakan perdagangan dunia (APEC,GATT,AFTA,ACFTA) seperti, Sogo, Mark & Spencer, Makro, Goro, Gelael, Golden Truly, Carrefour, Giant dan sebagainya.
2.  Inflasi yang tinggi akan berpengaruh pada deprisiasi rupiah
3.  Adanya kemungkinan pasar diawang – awang ( non market place)
4.  Pelanggan dalam tingkat loyalitas  switccher, yang merupakan kelemahan bagi perusahaan
5.  Kenaikan tarif listrik, telpon, BBM dan inflasi

Kamis, 08 Januari 2015

Contoh Laporan Survai Pasar

BAB I
PENDAHULUAN

I.         LATAR BELAKANG
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi.
Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Menurut klasifikasinya, Pasar terdiri dari Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar. Bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Sedangkan Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, hanya saja penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung, melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
Pasar tradisional yang kami pilih untuk proses survey adalah Pasar Terminal- StasiunDepok. Lokasi pasar itu berdekatan dengan Stasiun dan Terminal Depok. Kami mengunjungi Pasar tersebut pada hari Sabtu, tanggal 10 Maret 2012.

II.      RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas adalah sebagai berikut :
1.      Seberapa besar peluang untuk membuka usaha di pasar tersebut ?
2.      Faktor  apa yang memberikan peluang untuk membuka usaha ?
3.      Apakah yang harus dilakukan oleh calon penjual agar dapat memaksimalkan penjualan di pasar ?
4.      Bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk mengembangkan usaha tersebut ?


III.   TUJUAN
Tujuan dilakukannya survey pasar terhadap penjual yang berada di pasar stasiun – terminal depok, adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui peluang yang ada untuk memulai usaha di pasar tersebut,
2.      Untuk mengidentifikasi hal yang harus dilakukan untuk memulai usaha,
3.      Untuk mengetahui strategi dalam mengambil sebuah peluang berusaha.

IV.   TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Hari                                  : Sabtu
Tanggal                            : 10 Maret 2012.
Pukul                               : 11.32 – 14.55 wib.
Lokasi survey                  : Pasar Terminal - Stasiun Depok, Jawa Barat.
Obyek yang di survey     : baju anak anak dan dewasa, tas, sepatu, baju tidur, baju muslim dan jilbab, boneka, aksesoris, peralatan rumah tangga, kebutuhan pangan.
Metode survey                 : wawancara langsung.


















BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam mengidentifikasi peluang, dapat dianalisis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan sebagai landasan pengambilan kesimpulan. Peluang yang dapat kami ambil untuk membuka sebuah usaha di pasar tersebut merupakan tinjauan kami dari berbagai aspek.
Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa penjual di Pasar Terminal- Stasiun Depok adalah seimbang antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan tingkat jiwa wirausaha muda di pasar Terminal- Stasiun Depok masih sangat rendah karena kebanyakan didominasi oleh wirausaha yang berumur lebih dari 31 tahun.
 Selain itu, dari hasil survey kami juga dapat disimpulkan bahwa pelaku usaha yang mengisi kios-kios di Pasar Terminal-Stasiun Depok sebagian besar berasal dari luar Depok. Hal ini berarti bahwa masyarakat asli Depok kurang mempunyai minat untuk berwirausaha atau kalah bersaing dari segi modal dan strategi dibandingkan dengan orang dari luar Depok. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih sangat berpeluang bagi penduduk dari luar Depok untuk membuka usaha di sana.
Produk yang diperjualkan oleh penjual di pasar Terminal- Stasiun Depok adalah produk jadi, karena produk tersebut mudah untuk dijual kembali ke konsumen akhir. Sebagian besar penjual di pasar Terminal- Stasiun Depok adalah menjual produk jadi dalam bentuk kebutuhan sandang seperti pakaian, sepatu, sandal, tas dan aksesoris. Hal ini dikarenakan pembeli terbesar adalah yang berkonsentrasi pada fashion. Sehingga mendorong penjual untuk menggeluti sector tersebut. Walau didominasi oleh barang-barang kebutuhan sandang, produk kebutuhan lain juga tidak ketinggalan. Di sana terdapat para penjual yang menjual sayur mayur, buah-buahan, aneka snack dan peralatan rumah tangga lainnya.
Jika dilihat pada lamanya penjual menggeluti usahanya, terlihat bahwa sebagian besar penjual merupakan pengusaha yang telah lama menggeluti usahanya, mayoritas penjual adalah pengusaha yang telah menggeluti usahanya selama lebih dari 5 tahun.
Produk yang diperjuabelikan di pasar Terminal-Stasiun Depok merupakan produk lokal. Hal ini menunjukkan para penjual sangat mendukung perkembangan IKM di Indonesia, walaupun ada beberapa produk yang merupakan barang impor.

Keuntungan yang diambil penjual kebanyakan berkisar antara 5%-10%, mereka kebanyakan menggunakan sistem mengambil keuntungan sedikit tetapi pembeli membeli produk tersebut secara continue. Menurut hasil wawancara kami dengan beberapa penjual dipasar Terminal-Stasiun Depok, mereka mengaku penjualan produknya lumayan bagus. Keuntungan yang diperoleh, sudah dapat mengembalikan modal awal usaha mereka.
Kios yang dipakai oleh penjual kebanyakan adalah milik sendiri dan system kontrak, karena tempat dimana kios-kios berdiri merupakan lahan milik PJKA dan Dinas Perhubungan Kota Depok. Strategi menaggapi persaingan yang dilakukan oleh penjual antara lain dengan permainan harga dan peningkatan pelayanan. Hal ini dikarenakan adanya pesaing produk sejenis dan saling menjatuhkan harga.
Dalam mempromosikan produknya penjual tidak mengalami kesulitan karena letak pasar yang strategis, berada di akses antara Terminal dan Stasiun Depok, sehingga banyak masyarakat yang berlalu-lalang di sekitar pasar tersebut. Akan tetapi kendala yang kini dihadapi oleh para pedagang adalah harus bersaing dengan Pusat Perbelanjaan Modern ITC Depok, yang jelas-jelas lebih unggul di bidang fasilitas.

I.              FAKTOR  YANG MEMENGARUHI  PELUANG PASAR
a.    Dari Segi Produk
Dilihat dari sisi produk, para pedagang / penjual yang ada di pasar Terminal-Stasiun Depok menjual barang-barang berbagai jenis (heterogen), meliputi kebutuhan pangan, sandang, dan beberapa kebutuhan tersier.
b.      Dari Segi Letak
Letak pasar yang berada diantara Terminal dan Stasiun Depok menjadikan peluang dagang yang sangat menguntungkan, dimana area sepanjang pasar merupakan akses penting bagi masyarakat yang hendak menggunakan jasa transportasi darat. Sehingga memungkinkan mereka untuk singgah walaupun hanya sekedar melihat-lihat.
c.       Dari segi bidang usaha
Bidang usaha yang paling dominan di Pasar Terminal-Stasiun Depok ini adalah produkkebutuhan sandang dan pangan. Dimana ini merupakan salah satu daya tarik para pedagang untuk berjualan di pasar Terminal-Stasiun Depok, karena mereka tidak akan takut jika produknya tidak laku terjual, hal ini dikarenakan kebutuhan pangan dan sandang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
d.      Dari segi Asal produk
Jika dilihat dari asal produk yang dijual, kebanyakan merupakan produk buatan lokal. Kalaupun ada barang impor itupun hanya beberapa saja. Karena penjual dimudahkan dalam pendistribusian barang yang berasal dari daerah di luar Depok.
e.       Dari Segi Keuntungan
Dilihat dari perspektif pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan dapat disimpulkan bahwa para penjual mengambil keuntungan dari prosentase modal yang digunakan. Tetapi sebagian penjual menjual barang dan mendapat keuntungan dengan patokan harga yang telah ditambahkan dengan modal.

  1. KENDALA YANG DIHADAPI
1.      Lokasi yang berdekatan dengan Pusat Perbelanjaan Modern ITC Depok
2.      Adanya isu bahwa lahan yang digunakan para pedagang akan alihgunakan, menjadi Pusat Perbelanjaan Modern setara dengan ITC Depok.
3.      Fasilitas yang kurang memadai, dan keadaan yang kurang bersih.
 III.            UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN PENGELOLA
1.      Meningkatkan kebersihan dan pelayanan
Menjadi tugas yang tidak mudah bagi pengelola untuk meningkatkan kualitas kebersihan. Apalagi dengan kondisi pasar Terminal Stasiun Depok yang cukup luas. Namun ini menjadi PR yang mau tidak mau harus ditingkatkan, baik dari segi tempat ,lingkungan sekitar, ataupun pelayanan.

2.    Meningkatkan ketersediaan fasilitas
Kaitannya dengan upaya yang harus dilakukan oleh pengelola adalah dengan meningkatkan ketersediaan fasilitas seperti fasilitas rumah ibadah, dan toilet ataupun kemudahan – kemudahan lain dalam mengakses ke pasar yang dituju. Sehingga pembeli akan lebih nyaman dan tidak kesulitan ketika membutuhkan fasilitas tersebut karena sudah tersedianya fasilitas yang memadai.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Pasar Terminal-Stasiun Depok yang terletak di sepanjang jalan yang menghubungkan stasiun dan terminal Depok memiliki berbagai keuntungan yang dapat dijadikan peluang untuk membuka usaha di sana. Produk yang diperjualkan oleh penjual di pasar Terminal- Stasiun Depok adalah berbagai kebutuhan sandang dan pangan.
Faktor yang memengaruhi peluang di Pasar Depok dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain, aspek produk, letak, bidang usaha, asal produk, dan keuntungan. Jadi, jika kita ingin membuka usaha di Pasar Terminal Stasiun Depok, peluangnya cukup besar. Namun, ada beberapa kendala dari segi lokasi dan fasilitas yang kurang memadai.

Saran
Untuk memperbesar peluang, maka diharapkan berbagai pihak yang terkait bisa memperbaiki fasilitas yang ada di Pasar Terminal Stasiun Depok. Dengan kondisi Pasar yang cukup memadai, maka target yang diinginkan dapat tercapai. Semoga saran ini bisa dipertimbangkan untuk kebaikan pasar Terminal-Stasiun Depok kedepannya.