Konfrontasi - Produk berbasis komoditas rambutan "tangkue' asal Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menembus pasar dunia yakni sejumlah negara di ASEAN dan Timur Tengah.
"Sebagian besar petani di sini memasuki panen rambutan tangkue dan dipasok ke mancanegara melalui jasa perusahaan dari Jakarta," kata Saprudin, seorang penampung rambutan tangkue di Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Rabu (4/3).
Menurut dia, selama ini komoditas rambutan tangkue merupakan andalan petani Kecamatan Maja, Curugbitung, Sajira dan Rangkasbitung.
Permintaan buah rambutan tangkue itu cukup tinggi baik pasar lokal maupun mancanegara.
Kelebihan rambutan tangkue asal Lebak, selain manis, buahnya besar, juga tidak banyak mengeluarkan air.
Karena itu, kata dia, permintaan pasar Timur Tengah, seperti negara Kuwait, Abu Dhabi dan Oman lebih menyukai rambutan tangkue.
Mereka biasanya memakan rambutan tangkue pada malam hari bersama keluarga, karena rasanya sangat menyegarkan.
"Kami setiap pekan memasok buah rambutan ke luar negeri antara empat sampai tujuh ton, namun sebelum diekspor terlebih dulu disortir," katanya.
Ia mengatakan saat ini buah rambutan melimpah karena di beberapa sentra di Lebak memasuki masa panen.
Biasanya, masa panen rambutan bisa bertahan selama tiga bulan, sehingga dapat meningkat perekonomian masyarakat.
Petani di sini mengembangkan budi daya tanaman hortikultura sudah puluhan tahun dan kini masih menjadi unggulan komoditas daerah.
"Kami merasa terbantu jika musim panen bisa menampung komoditas buah rambutan milik petani Kecamatan Maja dan Curugbitung," katanya.
Sueb, salah seorang petani warga Kecamatan Curugbitung mengaku dirinya merasa terbantu dengan panenan rambutan tangkue.
Dari hasil panen rambutan, dia bisa membangun rumah dan membeli perabotan rumah tangga.
Jika musim panen rambutan petani setempat dipastikan pendapatan ekonomi masyarakat meningkat.
Hampir semua warga yang tersebar di sepuluh desa itu memiliki tanaman rambutan.
Mereka menanam rambutan di kebun-kebun dan halaman rumah.
Kebanyakan petani di sini menjual dengan cara diborong tangkal oleh tengkulak dengan harga Rp800 ribu/pohon.
"Buah rambutan tangkue Lebak ini telah dipatenkan oleh balai sertifikasi benih unggulan di Bogor," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan pemerintah daerah terus mengembangkan komoditas berbasis lokal dengan pembudidayaan hortikultura, jenis buah-buahan, seperti rambutan, durian, pisang, manggis dan dukuh.
Bahkan, bila musim panen pada Januari sampai April komoditas rambutan dan manggis dipasok ke beberapa negara di Eropa, ASEAN dan Timur Tengah.
Selain itu juga dipasok ke Jakarta dan Tangerang.
"Kami terus mendorong pengembangan rambutan ini karena dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," katanya. (ant/ar)
Sumber:http://www.konfrontasi.com/content/ekbis/rambutan-tangkue-lebak-tembus-pasar-dunia#sthash.4J7rEVf8.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar