Pasar Busana Muslim Dunia Terbuka Lebar untuk Indonesia
Metrotvnews.com, Jakarta: Para desainer busana muslim Tanah Air diminta untuk jangan takut melebarkan sayap ke dunia. Pasalnya, pasar busana muslim dunia nyatanya masih terbuka lebar.
Setidaknya hal itu terlihat dari laporan Konferensi Dubai. Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, terdapat 1,6 miliar muslim di dunia dengan nilai pengeluaran untuk konsumsi baju sebesar US$280 miliar.
"Jadi pasar di dunia global ini masih besar," kata sapta kala memberikan paparan di Gedung Sapta Pesona Ruang Balairung, Kemenparekraf, Kamis (9/1).
Ia pun berpesan kepada para desainer busana muslim untuk tidak takut merambah pasar dunia karena Indonesia memiliki kualitas tinggi. "Kita memiliki daya kompetisi tinggi karena busana kita yang berkualitas. Mulai dari warna hingga desain yang anggin dan elok. Belum lagi aksesori yang indah dan model yang mumpuni," ujarnya.
Lebih lanjut kini busana muslim juga semakin diminati mereka yang nonmuslim karena desainnya yang netral. "Banyak orang asing yang mengatakan kepada saya bahwa busana muslim kini semakin netral sehingga mereka juga bisa menggunakannya saat musim semi dan gugur," katanya.
Di sisi lain, Harry Waluyo, Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media Disain Iptek (EMKDI) Kemen Parekraf mengungkapkan kontribusi industri fesyen adalah yang terbesar kedua setelah kuliner di 2013 denhan nilai Rp182 triliun. Pada tahun ini, diharapkan angka itu bisa bertambah menjadi Rp191 triliun. Dengan begitu, Indonesia pun semakin mantap melangkah sebagai pusat mode busana muslim di 2020.
Untuk mewujudkan itu, Sapta menekankan pentingnya menancapkan brand. "Pada akhirnya reputasi brand sangatlah penting. Suatu produk mau tidak mau akan terangkat seiring dengan makin dikenalnya sebuah brand," ujarnya. Dia pun memberi contoh, "Bisa saja nanti Dian (Pelangi) akan seterkenal Dior," ucapnya yang langsung diamini para wartawan termasuk Dian Pelangi sendiri.
Setidaknya hal itu terlihat dari laporan Konferensi Dubai. Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, terdapat 1,6 miliar muslim di dunia dengan nilai pengeluaran untuk konsumsi baju sebesar US$280 miliar.
"Jadi pasar di dunia global ini masih besar," kata sapta kala memberikan paparan di Gedung Sapta Pesona Ruang Balairung, Kemenparekraf, Kamis (9/1).
Ia pun berpesan kepada para desainer busana muslim untuk tidak takut merambah pasar dunia karena Indonesia memiliki kualitas tinggi. "Kita memiliki daya kompetisi tinggi karena busana kita yang berkualitas. Mulai dari warna hingga desain yang anggin dan elok. Belum lagi aksesori yang indah dan model yang mumpuni," ujarnya.
Lebih lanjut kini busana muslim juga semakin diminati mereka yang nonmuslim karena desainnya yang netral. "Banyak orang asing yang mengatakan kepada saya bahwa busana muslim kini semakin netral sehingga mereka juga bisa menggunakannya saat musim semi dan gugur," katanya.
Di sisi lain, Harry Waluyo, Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media Disain Iptek (EMKDI) Kemen Parekraf mengungkapkan kontribusi industri fesyen adalah yang terbesar kedua setelah kuliner di 2013 denhan nilai Rp182 triliun. Pada tahun ini, diharapkan angka itu bisa bertambah menjadi Rp191 triliun. Dengan begitu, Indonesia pun semakin mantap melangkah sebagai pusat mode busana muslim di 2020.
Untuk mewujudkan itu, Sapta menekankan pentingnya menancapkan brand. "Pada akhirnya reputasi brand sangatlah penting. Suatu produk mau tidak mau akan terangkat seiring dengan makin dikenalnya sebuah brand," ujarnya. Dia pun memberi contoh, "Bisa saja nanti Dian (Pelangi) akan seterkenal Dior," ucapnya yang langsung diamini para wartawan termasuk Dian Pelangi sendiri.
Editor: Afwan Albasit
sumberhttp://www.metrotvnews.com/lifestyle/read/2014/01/09/923/206608/Pasar-Busana-Muslim-Dunia-Terbuka-Lebar-untuk-Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar