Indonesia Kuasai Pasar Gaharu Dunia
Indonesia bertekad untuk meningkatkan penguasaan pasar kayu Gaharu (dari genus Aquilaria spp) seiring dengan telah dikuasainya teknologi produksi budidaya komoditas beraroma wangi tersebut. Pertimbangan utamanya, kayu gaharu merupakan kekayaan sumber daya alam dengan nilai ekonomi yang sangat tinggi.
Sekjen Asosiasi Pengusaha Eksportir Gaharu Indonesia (Asgarin), Faisal Salampessy, dihubungi dari Jakarta, Rabu (29/4),
menjelaskan, kebutuhan gaharu di pasar global mencapai 3.000 ton dengan nilai transaksi senilai Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun. Dengan penguasaan pasar dunia hingga 70 persen.
"Saat ini gaharu eks Indonesia menguasai 65 persen-70 persen pangsa pasar dunia," ujarnya.
Kementerian Kehutanan mengungkapkan Indonesia merupakan negara pengekspor gaharu terbesar di dunia mencapai 600 ton per tahun seiring tingginya produksi tanaman tersebut.
"Pada tahun 2010, penerimaan negara bukan pajak dari ekspor gaharu Rp4,5 miliar," ujar Menhut Zulkifli Hasan dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Alam Darori, pada pembukaan seminar internasional gaharu di Pangkalan Baru.
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia sejak 1995 telah menetapkan kuota pemanenan dan perdagangan gaharu untuk mendukung keberlanjutan produksi tanaman tersebut, sehingga tetap menjadi salah satu andalan penyumbang devisa negara.
"Kuota itu ditetapkan setiap tahun kepada para eksportir yang telah memperoleh izin dari Asosiasi Gaharu Indonesia (Asgarin) berdasarkan potensi di masing-masing provinsi yang dikeluarkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)," ujarnya.
Dijelaskan, saat ini pasar komoditas gaharu di dunia terutama bertujuan pada negara-negara Timur Tengah (Timteng) maupun Asia Selatan. Harga gaharu bervariasi tergantung kualitas dan bisa mencapai Rp15 juta-Rp30 juta/kilogram untuk kualitas double super.
Menurut Salampessy, untuk meningkatkan mutu kayu gaharu di pasar dunia, sejumlah teknologi telah dikembangkan. Nantinya, dengan teknologi produksi gaharu yang telah dikuasai Indonesia, maka pasar kayu gaharu asal Indonesia akan semakin luas.
"Sebab, sejauh ini ekspansi pasar terbatas karena produksi gaharu masih bergantung kepada hasil alam," jelasnya. Sedang sekitar 20 persen pasokan gaharu merupakan hasil dari budidaya dengan rekayasa teknologi.
Maka dari itu, tutur dia, Asgarin sedang mencoba teknologi inokulasi yang dikembangkan, sehingga produksi gaharu bisa meningkat untuk memenuhi permintaan pasar dunia.
Sumberhttp://gaharugo-ihb.com/blog/35-indonesia-kuasai-pasar-gaharu-dunia
0 komentar:
Posting Komentar