Pasar dunia andalkan kayu RI
JAKARTA: Kapasitas pro duksi industri berbasis kayu di dalam negeri diproyeksikan terus meningkat, didorong oleh pertumbuhan permintaan pulp, kertas, dan furnitur dari pasar dunia.
Menteri Perindustrian M. S. Hidayat mengatakan kapasitas produksi dan utilisasi industri pulp dan kertas akan terus meningkat seiring pergeseran pusat produksi kedua komoditas tersebut dari dunia bagian utara. "Produksi pulp dan kertas Indonesia terus naik karena perpindahan pusat produksi dari northern hemisphere ke regional Asia," katanya, Selasa.
Tahun lalu, volume ekspor pulp Indonesia diperkirakan 2,81 juta ton, tumbuh 10,19% dari realisasi 2010 sebanyak 2,55 juta ton. Adapun, ekspor kertas naik 9% dari 3,63 juta ton pada 2010 menjadi 3,99 juta ton pada 2011.
Menperin mengatakan peningkatan volume ekspor dan produksi industri pulp dan kertas sejalan dengan keinginan pemerintah mendorong penghiliran industri berbasis komoditas.
"Indonesia masih banyak mengekspor bahan baku. Untuk industri berbasis kayu, kebanyakan disebabkan oleh pembalakan liar," katanya.
Hidayat mengharapkan kapasitas produksi industri pulp dan kertas meningkat 10% pada 2012 dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya, sedangkan industri furnitur diharapkan tumbuh 3%. Peningkatan kapasitas itu akan mendorong s kapasitas industri pulp dari 7,90 juta ton per i tahun pada 2011 menjadi 8,69 juta ton per , tahun. Adapun, kapasitas industri kertas akan naik dari 12,98 juta ton per tahun menjadi a 14,27 juta ton per tahun.
Kenaikan kapasitas produksi industri furnitur , sebesar 3% akan mendorong kapasitas produka si mebel dari 3,4 juta ton per tahun pada 2011 menjadi 3,5 juta ton per tahun pada 2012.
Didorong ekspansi Dirjen Industri Agro Kementerian Perindus trian Benny Wahyudi mengatakan peningkatan kapasitas produksi industri berbasis kayu didorong oleh ekspansi sejumlah perusaha an besar di industri pulp dan ker tas, termasuk kelompok usaha Sinar Mas.
"Kalau produksi furnitur, in vestasi tidak terlalu banyak. Saya kira produksi akan lebih banyak didorong oleh peningkatan utilisasi," katanya.
Ekspor furnitur, tambah Benny, akan kembali tumbuh sejalan dengan pulihnya permintaan dari Amerika Serikat sebagai pasar tujuan ekspor utama industri mebel Indonesia.
Sementara itu, Menperin mendukung sepenuhnya penerapan sertifikat verifikasi legalitas kayu (SVLK) oleh Kementerian Kehutanan yang berlaku wajib mulai tahun depan.
Aturan tersebut, menurutnya, akan menyokong daya saing produk berbasis kayu di pasar global, sekaligus memastikan ketersediaan pasokan bahan baku bagi industri dalam negeri.
Benny mengatakan saat ini sebagian dari 300 perusahaan di industri hulu berbasis kayu yang telah mengantongi SVLK. Dia yakin seluruh perusahaan di industri hulu berbasis kayu telah memiliki SVLK hingga akhir tahun ini.
"Yang penting sebetulnya di hulu, kalau bahan bakunya sudah dinyatakan legal dan industri di hilir menggunakan bahan baku ter sebut. Harusnya tidak ada masalah dan kapasi tas produksi naik," katanya.
Menteri Perindustrian M. S. Hidayat mengatakan kapasitas produksi dan utilisasi industri pulp dan kertas akan terus meningkat seiring pergeseran pusat produksi kedua komoditas tersebut dari dunia bagian utara. "Produksi pulp dan kertas Indonesia terus naik karena perpindahan pusat produksi dari northern hemisphere ke regional Asia," katanya, Selasa.
Tahun lalu, volume ekspor pulp Indonesia diperkirakan 2,81 juta ton, tumbuh 10,19% dari realisasi 2010 sebanyak 2,55 juta ton. Adapun, ekspor kertas naik 9% dari 3,63 juta ton pada 2010 menjadi 3,99 juta ton pada 2011.
Menperin mengatakan peningkatan volume ekspor dan produksi industri pulp dan kertas sejalan dengan keinginan pemerintah mendorong penghiliran industri berbasis komoditas.
"Indonesia masih banyak mengekspor bahan baku. Untuk industri berbasis kayu, kebanyakan disebabkan oleh pembalakan liar," katanya.
Hidayat mengharapkan kapasitas produksi industri pulp dan kertas meningkat 10% pada 2012 dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya, sedangkan industri furnitur diharapkan tumbuh 3%. Peningkatan kapasitas itu akan mendorong s kapasitas industri pulp dari 7,90 juta ton per i tahun pada 2011 menjadi 8,69 juta ton per , tahun. Adapun, kapasitas industri kertas akan naik dari 12,98 juta ton per tahun menjadi a 14,27 juta ton per tahun.
Kenaikan kapasitas produksi industri furnitur , sebesar 3% akan mendorong kapasitas produka si mebel dari 3,4 juta ton per tahun pada 2011 menjadi 3,5 juta ton per tahun pada 2012.
Didorong ekspansi Dirjen Industri Agro Kementerian Perindus trian Benny Wahyudi mengatakan peningkatan kapasitas produksi industri berbasis kayu didorong oleh ekspansi sejumlah perusaha an besar di industri pulp dan ker tas, termasuk kelompok usaha Sinar Mas.
"Kalau produksi furnitur, in vestasi tidak terlalu banyak. Saya kira produksi akan lebih banyak didorong oleh peningkatan utilisasi," katanya.
Ekspor furnitur, tambah Benny, akan kembali tumbuh sejalan dengan pulihnya permintaan dari Amerika Serikat sebagai pasar tujuan ekspor utama industri mebel Indonesia.
Sementara itu, Menperin mendukung sepenuhnya penerapan sertifikat verifikasi legalitas kayu (SVLK) oleh Kementerian Kehutanan yang berlaku wajib mulai tahun depan.
Aturan tersebut, menurutnya, akan menyokong daya saing produk berbasis kayu di pasar global, sekaligus memastikan ketersediaan pasokan bahan baku bagi industri dalam negeri.
Benny mengatakan saat ini sebagian dari 300 perusahaan di industri hulu berbasis kayu yang telah mengantongi SVLK. Dia yakin seluruh perusahaan di industri hulu berbasis kayu telah memiliki SVLK hingga akhir tahun ini.
"Yang penting sebetulnya di hulu, kalau bahan bakunya sudah dinyatakan legal dan industri di hilir menggunakan bahan baku ter sebut. Harusnya tidak ada masalah dan kapasi tas produksi naik," katanya.
sumber : Bisnis Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar