Melihat karakteristik pasar tradisional yang menjual barang dengan harga relatif lebih murah dibanding pasar modern serta adanya kegiatan tawar menawar, pasar tradisional dan pasar modern memang memiliki ranah pembeli masing-masing. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern sedikit banyak berpengaruh pada kelangsungan kegiatan pasar tradisional. Mempertimbangkan kondisi pasar tradisional yang terkesan kotor serta gaya hidup masyarakat modern saat ini yang cenderung mengedepankan kepraktisan dan jaminan kualitas, perlahan masyarakat mulai beralih ke pasar modern yang mengakibatkan menurunnya kegiatan di pasar tradisional.
Menyadari potensi redupnya pasar tradisional di masa mendatang, Pemerintah Kota Surabaya sejak tahun 2002 telah melakukan upaya revitalisasi pada beberapa pasar tradisional seperti Pasar Wonokromo, Pasar Tambakrejo, Pasar Bratang, Pasar Ampel, Pasar Kapasan, Pasar Koblen, Pasar Manukan, Pasar Kapaskrampung, dan beberapa pasar lain. Berbagai konsep telah diterapkan dalamrevitalisasi pasar tradisional yang melibatkan pihak swasta ini, baik revitalisasi dengan konsep menggabungkan pasar tradisional dan modern seperti yang dilakukan di Pasar Wonokromo dan Pasar Kapaskrampung, maupun revitalisasi fisik untuk menghilangkan kesan kumuh pada pasar tradisional.
Ada multiplier effect yang didapat dari program revitalisasi pasar tradisional ini. Selain meningkatkan kualitas kegiatan dengan memberi rasa aman dan nyaman dalam melakukan jual beli, revitalisasi pasar tradisional juga dapat menumbuhkan ruang komersial baru seperti penambahan area parkir, space iklan, pengadaan area bongkar muat, dan pengadaan fasilitas penunjang lain.
Yang perlu diperhatikan saat ini adalah bagaimana cara mempertahankan vitalitas pasar tradisional setelah direvitalisasi. Perlu adanya inovasi teknik pemasaran dan pengawasan yang berkelanjutan setelah proses revitalisasi. Jika hal tersebut tidak dilakukan, tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya kesan buruk pasar tradisional akan kembali muncul seperti kesan kumuh yang kembali timbul karena kurangnya pengawasan secara berkelanjutan pasca revitalisasi. Selain itu, perlu adanya kajian lebih mendalam mengenai penerapan manajemen pemasaran yang yang tepat pada pasar tradisional agar di masa mendatang pasar tradisional tidak terganggu dengan keberadaan pasar modern yang semakin merambak.A
0 komentar:
Posting Komentar